Warta Minggu Ini
PENDIDIKAN ANAK

“Apa yang Kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu, dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu”
(Ulangan 6 : 6 – 9)

Tahun ini, bertepatan dengan peringatan 18 tahun dimulainya Reformasi, kembali saya duduk di bangku kuliah dan serasa menjadi mahasiswi kembali untuk mengikuti pelatihan selama empat hari yang diselenggarakan oleh almamater saya sebagai salah satu perwujudan Tri Krama kampus, yaitu: Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). PKM merupakan salah satu perwujudan nyata dari Krama ketiga, dimana kami para dosen dibekali dengan metodologi yang terstruktur untuk bisa menerapkan Krama tersebut di masyarakat disekitar kampus, yang terbatas kehidupan ekonomi dan pendidikannya. Pengalaman ini membukakan mata saya bahwa ternyata di balik gedung-gedung pencakar langit di kota metropolitan ini, masih banyak sekali orang yang kurang beruntung dalam hal finansial maupun pendidikan.

Dunia pendidikan yang seharusnya diperkenalkan kepada seluruh anak negeri ini seolah hanya slogan karena kenyataan yang kami, para dosen lihat di salah satu daerah pemukiman di Palmerah Jakarta Barat adalah masih minimnya pendidikan warga di daerah tersebut. Banyak sekali anak-anak usia sekolah yang seharusnya mengenyam pendidikan di bangku sekolah malahan asik bermain di sepanjang jalan di gang kecil tersebut. Miris rasanya melihat kondisi anak negeri ini, yang seharusnya mereka berhak mendapatkan kesempatan untuk bersekolah, namun karena kondisi finansial keluarganya, mereka tidak dapat mengenyam pendidikan yang mereka perlukan untuk bekal mereka di kemudian hari.

Dalam Alkitab, pentingnya pendidikan bagi anak-anak ada dalam nasihat Musa kepada bangsa Israel sebelum mereka tiba di tanah perjanjian. Pendidikan kala itu menyangkut pendidikan iman tentang mencintai Tuhan. Hal menarik dari nasihat Musa ini adalah pendidikan merupakan tanggung jawab orangtua dengan cara memperlihatkan keteladanan hidup mereka kepada anak-anak yang melihat role model dalam diri orang dewasa. Karena itu nasihat Musa sangat jelas, “Apa yang Kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu, dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu”. Nasihat inipun berbicara tentang pendidikan iman yang terus menerus, tanpa henti, menjadi hak anak untuk menerimanya.

Dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional, kita diingatkan untuk mengembalikan hak anak-anak untuk mendapatkan pendidikan yang berguna bagi mereka, khususnya pendidikan iman. Kita diingatkan juga untuk berperan serta dalam pendidikan tersebut, menjadi role model bagi anak-anak kita. Kiranya Kasih Sayang Tuhan yang telah kita terima lewat pengorbanan-Nya di Kayu Salib memampukan kita untuk menjadi orangtua yang memperhatikan pendidikan anak-anak kita sehingga anak-anak kita boleh bertumbuh menjadi anak-anak yang takut akan Tuhan. Soli Deo Gloria.

(Kumalawati Abadi)

STATUS QUO
“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah...