Warta Minggu Ini
KEBANGKITAN PASKA

“Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya.”
(1 Korintus 6 : 14)

Tidak pernah jeda, setiap tahun gereja dan umat kristiani merayakan Paska, hari kebangkitan Kristus dari kematian-Nya. Tuhan membuktikan kepada dunia dan umat manusia bahwa kematian bukanlah akhir dari kehidupan, namun kematian dapat dikalahkan oleh kuasa Allah.

Kebangkitan Kristus seharusnya dihayati juga sebagai awal dari kebangkitan diri kita dari kondisi dan situasi yang sulit, himpitan permasalahan yang kita alami, pencobaan yang menimpa kita, rasa takut dan putus asa yang menyelimuti diri dan pikiran kita, ataupun tekanan yang datang dari luar diri kita. Dengan kebangkitan Kristus kiranya setiap orang percaya boleh memperoleh rahmat yang datangnya dari Tuhan untuk dapat menjalani kehidupannya. Setiap orang pun dipanggil mewujudkan kebenaran berdasarkan firman dan perintah-Nya dengan penuh kasih dan kemurahan yang dianugerahkan oleh Tuhan sehingga mampu berbagi dalam suka dan duka dengan sesamanya.

Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat Korintus mengingatkan bahwa Allah yang membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya. Pasalnya ada di antara jemaat Korintus yang memakai tubuhnya untuk perbuatan yang tidak benar. Mereka melakukan percabulan, mereka juga begitu rakusnya dengan makanan. Perbuatan itu menyebabkan mereka ‘mati’ akibat dosa. Namun Paulus memberi nasihat bahwa Allah bisa ‘membangkitkan’ mereka. Dengan kata lain Paulus ingin mengatakan bahwa Allah dapat memulihkan hidup mereka menjadi baru. Tentu saja asalkan mereka hidup dalam pertobatan.

Yesus telah menyampaikan ajakan-Nya “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.” (Matius 11 : 28 – 30). Untuk merasakan dan memahami ringannya beban yang Tuhan letakkan pada diri kita, kita harus belajar bagaimana berbuat baik kepada sesama kita, terutama mereka yang membutuhkan bantuan dan uluran tangan kita. Memang langkah-langkah awal akan merasakan kesulitan: untuk tidak menjawab kekasaran dengan kekasaran, kejahatan dengan kejahatan, kepalsuan dengan kepalsuan, kutukan dengan kutukan.

Jika dapat mewujudkan perubahan-perubahan ini, spiritual kita akan merasakan sukacita dan optimis, apabila perubahan-perubahan itu dilakukan bukan demi keuntungan pribadi, tetapi dari hati yang tulus dan menjadi bagian dari kehidupan kita. Hanya dengan demikianlah kita akan merasakan kebangkitan dan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik dalam kehidupan bermasyarakat, ketika kita menjadi sadar bahwa hal-hal baik telah dilakukan untuk kepentingan sesama kita. Motivasi injili mendorong tindakan-tindakan kita baik di dalam kehidupan pribadi maupun dalam pekerjaan dan bermasyarakat, kita mampu mengubah secara radikal, baik diri kita sendiri maupun dunia tempat kita hidup.

Semoga Allah bangkit di dalam hati kita dan semoga kepalsuan, permusuhan, kejahatan, pertengkaran dan segala perpecahan dalam kehidupan kita diceraiberaikan! Semoga pertolongan dan berkat Tuhan yang telah bangkit menyertai setiap kita di dalam kerja keras kita selanjutnya demi kemuliaan Tuhan dan kesejahteraan negeri di mana kita hidup, dan bagi sesama kita.

(Basuki Arlijanto)

LET GO AND LET GOD
“Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk...