“TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya.” – (Mazmur 121: 8)

Saat itu, waktu sudah menunjukkan 15 menit menuju jam 2 siang, saya memiliki waktu 15 menit untuk sampai di tempat Bimbel tepat waktu. Cukuplah pikir saya. Tunggu punya tunggu kendaraan yang saya pesan tidak kunjung datang. Khawatir terlambat, saya langsung membatalkan dan mengambil kendaraan berikutnya. Namun tak disangka-sangka, kendaraan pertama ternyata datang dan menunjukkan wajah yang marah sambil melontarkan kata-kata yang tidak baik. Saya menjadi sangat ketakutan; jantung saya berdebar kencang dan tubuh saya gemetar.

Ketika rasa takut dan khawatir menguasai diri, pikiran sehat dan percaya pada Sang Maha Kuasa sepertinya tidak berpengaruh. Kejadian tersebut bersamaan dengan hari-hari di mana terjadi demonstrasi di Jakarta. Banyak instansi, keluarga, maupun pribadi termasuk saya cemas dan takut menghadapi situasi itu. Meski doa-doa dinaikkan dengan kencang, rasa takut dan khawatir tidak hilang begitu saja.

Pemazmur memiliki rasa takut yang luar biasa saat menghadapi musuh. Ia meratap, “Ku dirundung takut dan gentar, perasaan seram meliputi aku…” (Mazmur 55: 6). Namun Pemazmur menyerahkan hidupnya sepenuhnya kepada Allah yang berkuasa atas hidup manusia. Ia pun berucap “Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.” (Mazmur 55: 23)

Dengan pengalaman di atas, ternyata pertama-tama musuh yang harus dikalahkan adalah mengalahkan ketakutan dari dalam diri. Kembali saya belajar untuk mempercayakan diri sepenuhnya pada Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Rahim. Sepanjang hidup, saya sudah membuktikan penyertaan Tuhan. Memang ada saja peristiwa-peristiwa yang membuat takut dan khawatir, namun jangan sampai mempengaruhi pikiran dan perasaan, seolah-olah Tuhan tidak hadir dalam hidup keseharian kita. “Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi” (Mazmur 121: 1-2)

(Ulima Rohana Tampubolon)