Warta Minggu Ini
MENJARING ANGIN

“Seperti ada tertulis, “Orang yang mengumpulkan banyak, tidak berkelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak berkekurangan.”” (2 Kor. 8: 15)


Pada hari Minggu, 3 Agustus 2025 ada beberapa pesan penting yang disampaikan oleh Pdt. Yesie dalam khotbahnya mengenai mengejar sebuah kesia-siaan seperti menjaring atau menangkap angin. Mungkin kita sebagai manusia seringkali disibukkan oleh berbagai macam kegiatan. Ada sebagian dari kita yang menjalani studi, bekerja di kantor, membangun usaha, dan lain sebagainya. Terkadang kesibukan membuat kita lupa kepada Tuhan Sang Pemberi Berkat. Kita terlalu banyak mengejar tanpa bersyukur atas apa yang sudah disediakan oleh Tuhan.

Hal itu pun yang beberapa kali terjadi dalam hidup kita termasuk saya. Sering kali kita mengejar prestasi di dalam studi untuk mendapatkan sebuah rasa bangga dan pengakuan orang lain. Saya juga pernah ada dalam situasi demikian walaupun beda ceritanya. Rasa khawatir, bingung dan cemas terkadang membuat saya terlalu mengejar hal-hal yang membuat saya lupa pemeliharaan Tuhan di hidup saya.

Memang tidak ada salahnya mengejar dan mengusahakan segala sesuatunya. Contohnya apakah salah kalau kita mengumpulkan harta benda dan menjadi orang yang kaya harta? Tidak ada salahnya menjadi orang kaya namun kita harus ingat bahwa kekayaan yang kita miliki harus menjadi berkat buat diri kita dan orang lain juga. Karena saya pribadi percaya apapun yang ada di dunia ini harus diusahakan dan didoakan.

Dunia boleh menawarkan kita segala kenikmatannya, namun yang perlu ditekankan apakah kita sebagai umat pilihan Tuhan ingin serupa dengan dunia ini? Saya pribadi mengalami hal yang demikian. Setelah selesai kuliah, dulu saya sibuk mencari pekerjaan ke sana-sini. Setelah mendapatkan pekerjaan dan dapat penghasilan saya menabung dengan berbagai macam cara agar penghasilan yang saya miliki terkumpul agar kelak bisa berguna di masa mendatang.

Tetapi seiring berjalannya waktu saya merenungkan kembali dan membuat pertanyaan kepada diri saya sendiri sebetulnya saya ini sedang mengejar apa ya? Penghasilan yang saya kumpulkan ini untuk apa? Untuk menikah kah? Untuk studi lanjut kah? Atau membuat usaha sendiri nantinya? Padahal dari ketiganya belum ada yang terealisasi. Menikah dalam waktu dekat tidak. Studi lanjut juga belum sempat terpikir. Mau membangun usaha tetapi sampai saat ini juga belum dieksekusi ide nya.

Sampai pada suatu saat saya teringat barang siapa yang mengumpulkan banyak tidak kelebihan dan yang mengumpulkan sedikit tidak kekurangan. Dari hal tersebut saya belajar artinya rasa cukup dan rasa syukur. Boleh kita berjaga jaga, salah satunya dengan mengumpulkan harta dan uang. Sebab, kita pun tidak tahu masa depan saat ini akan seperti apa di tengah kondisi perekonomian yang tidak baik-baik saja dan kondisi perang di berbagai negara.

Satu hal yang perlu saya pesankan bahwa bersyukur dan memiliki rasa cukup adalah kuncinya. Dan berdoa, agar Tuhan selalu memelihara hidup kita, yang merupakan anugrah luar biasa. Jangan mengejar kesia-siaan seperti menjaring angin yang fana, angin dan segala yang ada mari kita nikmati.

(Rivaldi Tanuwijaya)

RUANG SUNYI
“Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?” Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum...