“Karena itu, perhatikanlah dengan seksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang bijak.” (Efesus 5: 15)
Dulu, saat kita masih anak-anak lalu beranjak remaja, kita cenderung merasa orang dewasa itu keren ya. Bisa bekerja, dapat uang, bisa jalan-jalan, bisa ini dan itu. Saat sudah menginjak dewasa muda, “Oh ini toh rasanya!”. Dalam hati berkata “enakan masih anak-anak dan remaja lah nggak pusing”. Hayo siapa yang seperti ini juga?
Beberapa dari kita sebenarnya terkadang belum siap menjadi orang dewasa. Mengapa? Banyak faktor lainnya. Bisa terjadi karena pola asuh, pengalaman hidup, dan lingkungan. Memiliki sifat yang bijaksana tentu tidak dimiliki semua orang. Kebijaksanaan lahir dari proses pembelajaran hidup dan refleksi diri kita. Sebagai manusia yang sudah dikategorikan dewasa seharusnya bisa melihat apa yang baik dan tidak baik dan boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.
Maka dari itu sebagai anak-anak Tuhan kita diingatkan kembali dalam Efesus 5:15: “Karena itu, perhatikanlah dengan seksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang bijak.” Kita harus melihat dan memperhatikan bagaimana cara hidup kita sebagai anak Tuhan. Apakah kita sudah hidup bijak dan tidak seperti orang bebal? Sebagai orang dewasa seharusnya kita sudah tahu apa yang perlu dilakukan sebagai anak Tuhan yang dewasa.
Apabila saat ini kita merasa belum cukup menjadi seorang yang dewasa dan bijaksana, tidak apa. Yang penting akuilah hal tersebut di hadapan-Nya dan mintalah pengurapan Tuhan Yesus dalam hidup kita. Rendah hatilah dan mau belajar berproses bersama Tuhan. Jangan keraskan hatimu agar Tuhan bisa pakai hidupmu untuk menjadi saluran berkat bagi sesama melalui kehidupanmu. Selamat berproses menjadi sosok yang dewasa dan bijaksana.
(NN)