Warta Minggu Ini
KECEMASAN DAN KELEGAAN

“Sebab, kami tidak sama dengan banyak orang lain yang menjajakan firman Allah. Sebaliknya, dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya.”

(2 Korintus 2: 17) – TB2


Kadang kita merasa cemas dengan sesuatu yang belum tentu terjadi. Akan tetapi setelah yang kita cemaskan itu tidak terjadi, barulah kita merasa lega dan bersyukur. Demikian juga dengan Paulus, dia sangat cemas dan khawatir saat Titus, anak rohani nya tidak ditemukan di Troas, kota pelabuhan yang sangat ramai di semenanjung Balkan. Jangan-jangan ia mengalami penganiayaan seperti yang dialami oleh Timotius saat melakukan pekabaran Injil di Korintus. Karena itu, Paulus langsung minta diri dan pergi ke Makedonia.

Masyarakat di Korintus saat itu mengalami persoalan yang cukup kompleks dan rumit dengan adanya pengajar-pengajar palsu yang menjanjikan bahwa ikut Tuhan Yesus pasti nyaman asal mengikuti semua ajaran dari para pengajar-pengajar palsu itu. Paulus dan Timotius menentang pengajaran itu, sehingga mereka diancam oleh para pengajar-pengajar palsu dan pengikutnya. Namun, mereka meyakini bahwa Allah yang dalam Kristus selalu memimpin mereka di jalan kemenangan-Nya. Mereka meyakini bahwa mereka dipanggil untuk mendorong umat semakin mengenal Kristus.

Pada saat ini, ada juga yang menjajakan firman Allah untuk kepentingan pribadi, sasarannya adalah orang-orang kaya yang tipis imannya, yang mudah goyah, dan takut perusahaannya yang besar menjadi bangkrut. Orang-orang seperti itulah yang jadi sasaran empuk para pengajar-pengajar atau pendeta-pendeta palsu.

Paulus dan anak-anak rohaninya adalah hamba-hamba Kristus yang tulus. Mereka melayani dengan tujuan yang murni seperti yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Mereka tidak mencari keuntungan pribadi, sehingga yang dilakukan oleh Paulus menjadi persembahan yang harum di hadapan Allah, sekalipun sesungguhnya hidup Paulus sendiri tidak dalam zona nyaman.

Kita juga bisa menjadi anak-anak rohani Paulus masa kini, agar yang kita lakukan juga bisa menjadi persembahan yang harum di hadapan-Nya, meskipun kadang dalam pelayanan / kepengurusan ada yang kurang nyaman. Perbedaan pendapat dan ketidakpedulian dapat terjadi. Hal itu tidak mengapa, jalani saja apa yang bisa kita kerjakan dengan ikhlas dan tidak terpaksa, apalagi bersungut-sungut. Semoga Roh Kudus yang memampukannya. Selamat melayani. Selamat beraktivitas hari ini bersama Tuhan. Salam sehat dan tetap semangat.

Yani Himawan

SEMANGAT NATAL
“Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir...