Warta Minggu Ini
PROSES YANG LAMBAT

“Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.”

(Matius 5: 10)

Berkembang pesatnya penggunaan media sosial oleh berbagai kalangan di masyarakat membuat kita sering mendengar istilah “viral”, yang berarti beredarnya secara cepat dan masif suatu informasi melalui jaringan internet. Fenomena viral ini bisa membuat seseorang yang tadinya tidak dikenal mendadak menjadi terkenal. Tidak sedikit mereka yang terkenal secara mendadak ini kemudian memperoleh berbagai keuntungan berupa tambahan uang maupun popularitas.

Tentunya tidak mengherankan bila fenomena viral ini menjadi incaran mereka yang aktif menggunakan media sosial. Para pemburu viral ini melakukan berbagai upaya untuk menjadi kaya dan terkenal secara cepat. Sayangnya apa yang mereka lakukan tidak semuanya merupakan hal yang positif. Untuk menjadi viral, ada di antara mereka yang menulis informasi hoax (palsu), bertingkah melanggar etika, melakukan aksi berbahaya, dan lainnya.

Di dalam Alkitab terdapat adegan di mana Iblis menawarkan jalan pintas kepada Yesus. Melalui pencobaan di padang gurun, Yesus digoda untuk mengambil jalan pintas untuk memenuhi kebutuhan-Nya akan makanan, pengakuan sebagai Anak Allah, dan popularitas. Yesus menolak semua jalan pintas tersebut dan memilih untuk mengikuti kehendak Bapa, yang artinya Ia harus melalui proses yang menjadi bagian dari kehidupan-Nya sebagai manusia. Yesus menjalani penderitaan untuk memikul salib menuju Golgota. Saat Ia kehausan, tidak ada minuman segar yang tersaji secara cepat. Begitu juga ketika Ia terpaku di kayu salib tidak ada malaikat yang datang untuk menolong-Nya. Bahkan selanjutnya berita Injil harus disampaikan melalui proses yang lama. Pengikut-pengikut-Nya dikejar-kejar, dimusuhi dan dikucilkan.

Di saat dunia menawarkan berbagai jalan cepat untuk memutus proses, Alkitab masih bergerak pada proses yang untuk sebagian besar orang dianggap lambat, serta tidak jarang, menyakitkan. Secara misterius kita tidak bisa menemukan jawaban mengapa sakit tidak segera dipulihkan, mengapa uang yang dibutuhkan tidak juga tersedia atau mengapa ada masalah yang tidak kunjung selesai. Seperti tidak ada jalan cepat, jalan pintas atau jalan viral.

Satu hal yang pasti adalah dibutuhkannya proses belajar, mengikuti, menyaksikan, menyangkal, kecewa, marah, dan lain sebagainya sampai pengenalan akan Tuhan membuat kita dapat berkata seperti yang dikatakan oleh Tomas: “Ya Tuhanku dan Allahku”. Ketika saat itu tiba, kita akan lebih bisa memahami arti dari kata “berbahagialah”. Kata yang pada bagian Khotbah di Bukit hampir selalu dipasangkan dengan berbagai situasi hidup yang menyesakkan. “Berbahagialah!”.

(Fuye Ongko)

PEMELIHARAAN TUHAN
“Pandanglah burung-burung di udara, yang tidak menabur, tidak menuai, dan tidak mengumpulkan dalam lumbung, namun Bapamu yang di surga...