Warta Minggu Ini
10.000 REASONS

“Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!”

(Mazmur 103 : 1)

Sebuah lagu yang dibawakan oleh Matt Redman cukup membuat saya penasaran. Lagu ini berjudul 10.000 Reasons. Judul tersebut sebenarnya sebuah simbol dari kasih Allah dalam hidup manusia. Redman melagukan bahwa ada banyak alasan, yang ditandai dengan angka 10.000, untuk memuliakan Tuhan karena kebaikan-Nya. Namun yang membuat saya penasaran akan lagu ini adalah ketika lagu ini yang dinyanyikan oleh terpidana mati Andrew Chan dan kawan-kawannya pada saat mereka menghadapi eksekusi pagi-pagi buta di Pulau Nusa Kambangan. Terbayang bagaimana dinginnya angin malam dalam suasana yang mencekam, dan mereka harus berjalan menuju tiang eksekusi, langkah demi langkah menuju akhir dari kehidupan, dan syair lagu inilah yang membuat mereka mampu berdiri tegak di tiang kematian itu. Bahkan di tiang itu Andrew Chan masih sempat menyemangati teman-temannya, “Come on boys, we can sing louder than this…”

Saya pikir, setiap orang pasti punya bagian masa lalu, baik ataupun buruk. Namun satu hal, Allah kita adalah Pengasih dan Penyayang. Dia mau menerima kita apa adanya, dan saya percaya Dia punya cara yang unik untuk masuk dalam hidup kita masing-masing; Dia menyatakan rencana-Nya dalam hidup kita. Demikian cara kerja Allah pada Raja Daud. Raja Daud, orang yang mendapat tempat istimewa di hati Allah, dia juga bukan orang yang sempurna. Beberapa kali Daud melakukan dosa yang mendukakan hati Allah, tapi Daud mau berbalik, menyesali dosanya dan hidup berkenan di hadapan-Nya, sambil terus menaikkan pujian “Pujilah Tuhan hai jiwaku…”

Andrew Chan di masa lalunya telah memilih jalan yang salah, ada harga yang harus dibayarnya untuk menebus kesalahan itu. Walau terlihat pahit, tapi itu adalah bagian dari perjalanannya bersama Allah. Chan menjadi berkat bagi orang lain sehingga orang lain dapat melihat kasih Allah nyata dalam hidupnya. Dia berbalik dan memilih menyerahkan hidup seutuhnya untuk memuliakan Allah. Dia dipakai Allah untuk menjadi kesaksian yang hidup bagi orang-orang yang ditinggalkannya.

Satu hal yang saya renungkan dari peristiwa ini: apakah kita dapat berdiri tegak memuji Dia dengan sepenuh hati sampai pada garis akhir kehidupan kita, seperti Andrew Chan? “He ended well…” itu yang disaksikan oleh istri Chan di hadapan banyak orang yang hadir pada saat pemakamannya di Sydney. Seperti yang pernah Chan katakan kepada orang-orang yang dikasihinya: “Berlari dalam pertandingan yang baik, bertarung dalam pertarungan yang hebat, dan keluar sebagai pemenang di mata Tuhan.” Saya mengerti sekarang mengapa Chan menyanyikan lagu ini pada detik-detik kematiannya. Dia ingin tetap memuliakan Tuhan karena ada begitu banyak alasan baginya untuk bersyukur. Dengarlah sepenggal liriknya berbunyi:

Bless the Lord oh my soul, oh my soul, Worship His holy name
Sing like never before, oh my soul, I’ll worship His holy name…
And on that day when my strength is failing, the end draws near and my time has come
Still my soul will sing your praise unending, ten thousand years and then forever more…

Tuhan memberkati saudara dan saya untuk terus setia berjalan, mengalami penyertaan-Nya, sambil terus menaikkan pujian karena nama-Nya yang besar.

(Susan Opit)

Paradoks Kehidupan
PARADOKS KEHIDUPAN
“Engkau ini akan menabur, tetapi tidak menuai, engkau ini akan mengirik buah zaitun, tetapi tidak berurap dengan minyaknya; juga...