Warta Minggu Ini
MENEMUKAN MAKNA DARI KEGAGALAN

“Segala hal dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”

(Filipi 4: 13 – TB2)


Saya pernah merasa menderita ketika saya tidak dapat masuk ke SMA yang saya harapkan. Pada pertengahan 2020, saya berusaha mendaftarkan diri saya untuk seleksi masuk SMA negeri yang berbeda tapi ketiganya adalah SMA yang lumayan menjadi favorit. Namun sayangnya, karena nilai belum memenuhi kualifikasi, saya ditolak di tiga SMA yang saya daftarkan. Melihat hal tersebut semangat saya mulai luntur karena impian saya untuk masuk ke SMA negeri sudah pupus dan tidak ada lagi hal yang dapat saya lakukan. Di momen itu, saya merasa down dan menangis karena saya harus menghadapi kegagalan.

Akhirnya, karena sudah tidak ada kemungkinan untuk masuk ke SMA negeri, saya memutuskan untuk masuk ke sekolah swasta yang masih membuka pendaftaran. Pada saat itu, waktu masuk sekolah sudah dekat dan tidak banyak SMA yang masih membuka pendaftaran. Saya memutuskan untuk mendaftar di sekolah yang jaraknya cukup dekat dengan rumah saya karena hanya sekolah itu yang masih membuka pendaftaran. Selain itu, pertimbangannya karena saat itu masih pandemi. Awalnya saya enggan dan takut sekali untuk masuk sekolah ini, karena menurut saya lingkungan SMA yang akan saya masukI ini sangat berbeda sekali dengan SMP saya sebelumnya. Ditambah tidak ada satupun teman saya dari SMP sebelumnya yang masuk ke sekolah ini. Namun, karena kondisinya tidak memungkinkan dan tidak ada pilihan lain saya terpaksa untuk masuk ke SMA tersebut.

Di awal-awal saya sempat merasakan stres yang sangat berat karena kondisi sekolah yang tidak mendukung, baik dari kondisi lingkungannya maupun pertemanannya. Sempat pada saat itu saya tidak memiliki teman satupun dan selalu sendirian di sekolah. Satu tahun pertama di sekolah tersebut merupakan masa terberat di hidup saya. Saya sering kali merasa menderita dan menyesal telah masuk ke sekolah ini. Sudah berulang kali saya hampir menyerah dalam menjalaninya.

Akan tetapi di saat seperti itulah pertolongan Tuhan selalu muncul. Saya memang egois karena tidak pernah berdoa kepada Tuhan meminta pertolongan-Nya, tetapi Tuhan selalu melihat penderitaan saya. Tuhan memang tidak memberikan bantuan-Nya secara langsung dan terlihat, tetapi Tuhan melakukannya secara perlahan tanpa kita sadari. Di tahun kedua saya bersekolah, saya merasa lebih enjoy, terbiasa, dan menerima kondisi lingkungan sekolah saya. Tanpa saya sadari, sekarang saya sudah bersekolah di sekolah tersebut hampir 3 tahun dan dalam waktu berapa bulan saja saya akan lulus dari sekolah tersebut. Saya tidak menyadari bahwa saya dapat mampu melalui segala penderitaan yang pada awalnya saya alami. Mungkin jika saya tidak mengalami hal tersebut saya tidak akan menjadi pribadi saya yang seperti sekarang. Saya menjadi sadar bahwa segala hal di dunia ini sudah diatur sesuai dengan alurnya dan rencana Tuhan.


NN

MENGATASI MASALAH DENGAN MASALAH?
“Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. Maka datanglah murid-murid-Nya mem-bangunkan...