“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam penderitaan, dan bertekunlah dalam doa!”
(Roma 12: 12 – TB2)
Ada suatu pengalaman yang terlintas di benak saya dan merupakan salah satu yang paling berkesan di dalam hidup saya, walaupun mungkin terlihat sepele. Pada saat pertengahan pandemi, terdapat suatu momen di mana saya kesulitan untuk tidur dan kualitas tidur saya buruk. Saya tidur tidak lelap, sering terbangun tengah malam, dan mengalami mimpi yang cukup menyeramkan. Pada saat itu saya menganggap kondisi saya sebagai hal yang sepele. Namun kini, setelah saya refleksikan, saya sadar bahwa kondisi tersebut disebabkan karena kesehatan mental saya yang kurang baik pada saat itu.
Di tengah kondisi tersebut, saya menjadi rajin berdoa. Tiap malam saya berdoa kepada Tuhan. Selain berdoa untuk tidur yang nyenyak, saya banyak bercerita dan curhat kepada Tuhan mengenai pengalaman saya di hari itu maupun keluh kesah yang saya alami. Setelah berdoa, saya merasa lebih lega dan tenang. Tidak jarang juga saya berdoa hingga saya merasa mengantuk dan akhirnya tertidur. Saya merasakan kehadiran Tuhan pada saat itu, di mana saya bisa bercerita kepada-Nya dengan leluasa tanpa merasa akan dihakimi. Ia juga memberikan rasa ketenangan kepada diri saya, sesuatu yang sangat saya butuhkan di tengah-tengah keadaan hidup saya yang terasa hectic dan kondisi mental yang kurang baik. Pada masa tersebut, saya juga merasa lebih dekat dengan Tuhan karena saya banyak menghabiskan waktu bersama dengan Tuhan.
Keberadaan Tuhan di masa-masa penderitaan tidak harus berupa mukjizat yang dapat dengan seketika mengubah hidup, namun bisa juga dalam bentuk-bentuk yang lain. Pada pengalaman ini, Tuhan selalu berada di sisi saya selama mengalami penderitaan. Ia dapat membuat saya merasa tenang dan aman.
Saya merasa bahwa pengalaman ini juga dapat dijadikan pengingat bagi diri saya sendiri. Akhir-akhir ini, karena kesibukan yang saya miliki, tidak jarang saya lupa untuk berdoa karena terlalu lelah ataupun ketiduran. Saya disadarkan kembali akan dampak positif berdoa bagi diri saya sendiri. Berdoa tidak hanya sebatas untuk meminta sesuatu, namun di dalam doa kita dapat mengobrol dan bercerita kepada Tuhan, bahkan menghabiskan waktu bersama-Nya. Sehingga kedepannya, saya akan berusaha untuk lebih rajin berdoa.
(NN)