Warta Minggu Ini
PEMURNIAN DARI KEANGKUHAN (Renungan Seri Doa Pentakosta), Senin, 14 Mei 2018

Setiap orang tentu memiliki perasaan bangga. Ada yang merasa bangga dengan kemampuannya, prestasinya, kariernya, bisnisnya, kekayaannya, dan lain sebagainya. Orang melakukan berbagai cara untuk membangun kebanggaan terhadap dirinya sesuai target yang ingin diraihnya. Ada yang berupaya meningkatkan kualitas diri untuk mendatangkan rasa kagum dan pujian dari orang lain. Ada juga dengan cara merendahkan sesama supaya dirinya lebih tinggi dari orang lain.
Bagaimana cara kita membangun sebuah kebanggaan diri? Apakah kita merasa puas ketika kita terlihat lebih, dalam berbagai hal bila dibandingkan dengan orang lain? Jika ini yang terjadi, berarti kita termasuk kategori orang yang angkuh. Keangkuhan adalah sifat sombong dan memandang rendah orang lain, menampilkan diri mulia, unggul, hebat, lebih tinggi dari orang lain.

Alkitab mencatat dengan keras dan tegas, tindakan yang Allah lakukan untuk menentang dosa kesombongan. Pelakunya akan menuai kehancuran. Sebagai contoh, dalam Daniel 4 : 1 – 37, Nebukadnezar meremehkan Tuhan dan meninggikan dirinya karena ia merasa membangun Babel hanya dengan kekuatan dan kuasanya. Namun, sebelum Nebukadnezar selesai bicara, Tuhan telah menghalau dia dari antara manusia dan makan rumput seperti lembu, dan tubuhnya basah oleh embun dari langit sampai rambutnya menjadi panjang seperti bulu burung rajawali dan kukunya seperti kuku burung (Daniel 4 : 33).
Allah akan merendahkan mereka yang congkak, sombong atau angkuh.

Mari kita menyadari, siapa diri kita di hadapan Allah. Akankah kita tetap bermegah jika kita menyadari siapakah diri kita ini dihadapan Allah yang Maha Kuasa? Kiranya sebagai umat Tuhan, kita memerangi dan menjauhi dosa keangkuhan yang mematikan itu dengan mengenakan sifat kerendahan hati. Ingatlah pesan Firman Tuhan dari Yakobus 4:6 b, Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.

Biarlah kita mengijinkan Tuhan bekerja dengan caraNya untuk memurnikan hati kita dari segala keangkuhan agar kita layak untuk menjadi saksi Kristus yang rendah hati dan berkenan kepada-Nya.

Pokok doa:

  1. Mohon ampun atas dosa keangkuhan kita, baik yang disadari ataupun tidak.
  2. Mohon Tuhan menolong supaya kita senantiasa berpegang teguh pada Firman-Nya sehingga tidak terjatuh dalam jerat keangkuhan.
  3. Para korban peristiwa Mako Brimob dan pemboman di Surabaya dan Sidoardjo.
  4. Kesatuan Bangsa Indonesia dalam menghadapi radikalisme dan terrorisme.

 

UNTAIAN DOA
“Dengarkanlah, TUHAN, perkara yang benar, perhatikanlah seruanku; berilah telinga akan doaku, dari bibir yang tidak menipu.” (Mazmur 17: 1)...