Warta Minggu Ini
2366.7 MILES

2366.7 miles sama dengan tiga ribu delapan ratus sembilan kilometer. Angka itu adalah jarak tempuh dari 3 States: California (Fremont) – Oregon (Eugene, Portland) – Washington (Seattle, Leavenworth) – Oregon (Medford, Ashland) – California (Fremont). Selama lima hari saya dan rombongan melakukan liburan Natal tahun ini. Angka itu, bagi saya, merupakan angka pencapaian saya di akhir tahun 2017. Saya berhasil menjadi ‘sopir’ dengan jarak tempuh terlama sepanjang hidup saya mengendarai mobil sejak SMA kelas 1. Pencapaian ini perlu saya syukuri dan apresiasi. Selain saya paham bahwa menjalaninya tidak mudah, saya belajar menghargai apapun yang saya lakukan dengan niat, kerja keras, dukungan orang lain, serta penyertaan Tuhan.

Perjalanan panjang itu berhasil saya jalani karena kehadiran kawan-kawan seperjalanan yang tak mengeluh atau protes ketika saya mengendarai mobil dengan kecepatan setengah tinggi di tengah hujan salju dan air yang lumayan deras dengan jalan berkelok. Saya juga agak tegang ketika air wiper tak keluar karena membeku, padahal saya membutuhkannya karena kaca mobil penuh dengan sisa-sisa salju. Kadang saya harus menghentikan mobil karena perlu membersihkan sisa salju di kaca dan wiper yang menyisakan es beku. Kadang perasaan takut menguat ketika hanya mobil saya yang ada di tengah jalan yang membelah gunung, sementara gelap telah menguasai alam. Kadang saya pun kagum menerima kebaikan kendaraan lainnya memberi jalan, dan keramahtamahan para petugas pom bensin yang menolong dan menyapa saya. Kadang saya berjumpa dengan ribuan rasa takjub karena keindahan alam dan keajaiban ciptaan Tuhan.

Perjalanan jauh tersebut mengingatkan saya akan perjalanan hidup saya di tahun 2017. Perjalanan yang menggembirakan sekaligus membuat saya berjumpa pada kesulitan demi kesulitan. Hal ini mengingatkan saya juga akan perjalanan panjang yang dihadapi Maria pada kisah Natal. Maria bersedia menerima panggilan Tuhan, sekalipun di tengah-tengah menjalaninya ada banyak kegalauan. Kadang mantap, kadang ragu, kadang siap, kadang mempertanyakan panggilan, kadang dia menyimpan semuanya dalam hatinya. Seorang penafsir mengatakan kekuatan Maria untuk menjalani semuanya karena misteri Allah hadir dalam hidupnya. Cara Allah hadir selalu mengejutkannya sekaligus menguatkannya.

Saat ini mungkin kita masih hangat dengan suasana Tahun Baru. Kita masih mengingat doa-doa, harapan, komitmen yang kita ucapkan pada saat pergantian tahun kemarin. Tahun Baru ini, saya belajar menghargai pencapaian yang saya lalui di tahun 2017. Saya menghargainya, bukan untuk menunjukkan kesombongan, melainkan saya ingin mensyukuri hidup yang saya jalani. Rasa takjub muncul saat saya mengingat beratnya jalan yang saya jalani di tahun lalu, tetapi Tuhan hadir memberikan anugerah-Nya. Tuhan menakjubkan saya karena misteri-Nya mengejutkan saya sekaligus mengharukan dan membuat saya berani maju menjalani pilihan yang sudah saya buat sendiri. Allah hadir dalam misteri hidup kita dan inilah perjalanan iman kita. Inilah peran iman seperti Reinhold Niebuhr katakan “A genuine faith resolves the mystery of life by the mystery of God.”

Selamat menakjubi misteri Allah dengan iman di tahun 2018 ini.

(Pdt. Linna Gunawan)

NASI
Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar...